MALANG - Peneliti dari kalangan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang mengungkapkan, limbah kulit salak yang sudah diolah menjadi serbuk teh mampu menjadi obat penurun panas dan diabetes."Ide dasar pembuatan teh dari kulit salak ini bermula dari keinginan kami untuk memanfaatkan limbah kulit salak karena mengandung unsur aktif 'Cinamic acid derivative'," kata salah seorang mahasiswa yang tergabung dalam penelitian teh kulit salak tersebut Mhas Agoes Triambada di Malang, Mhas Agoes Triambada, ada empat mahasiswa lain yang mendukung penelitian tersebut, yakni Audisty Oktavian, Saraswati, Wildan Noor, dan lanjut Mhas Agoes mengatakan, Cinamic acid derivative merupakan senyawa yang mampu mendorong regenerasi sel epitel. Zat tersebut juga berperan penting dalam proses perbaikan pankreas pada penderita diabetes tipe aktif lain yang terkandung dalam kulit salak yang sudah diolah menjadi teh itu, kata Mhas Agoes, adalah Pterostilbene, yakni zat anti diabetes yang berperan langsung dalam menurunkan kadar gula berbahan baku limbah kulit salak karya lima mahasiswa Universitas Brawijaya UB Malang yang diberi nama "Litlak Tea" itu dijual seharga Rp Teh kulit salak tersebut diolah menjadi sejumlah varian rasa, yakni original, cokelat, dan vanila dengan ukuran gelas original dikhususkan untuk penderita diabetes, sedangkan rasa cokelat dan vanila untuk kalangan non-diabetes. "Kami berharap teh hasil penelitian kami ini bisa diterima oleh semua kalangan sebagai minuman sehat dan nikmat, terutama bagi penderita diabetes," mahasiswa tersebut juga berharap ada investor yang mau bergabung untuk memajukan dan mengembangkan peluang usaha tersebut dan akhirnya bisa diterima pasar secara luas. sumber Antara
JurnalPangan dan Agroindustri Vol. 3 No 1 p.203-214, Januari 2015 dikembangkan menjadi teh herbal kulit salak untuk pengobatan diabetes.Dari hasil penelitian teh herbal kulit salak menggunakan perlakuan proporsi filtrat kulit salak : pandan wangi (60:40), Dalam pembuatan teh herbal kulit salak ini digunakan pemanis alami bebas kalori
4. Cara mengolah kulit salak jadi tehDalam Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 1 Januari 2015, Teh Herbal Kulit Salak Bagi Penderita Diabetes, dijelaskan proses pembuatan teh salak. Cara membuatnya cukup sederhana karena hanya membutuhkan kulit salak dan air untuk kulit salak sebanyak 100 gram kemudian cuci hingga bersih. Rebus kulit salak ini dengan 1 liter air hingga mendidih dan air berkurang setengahnya. Kemudian saring teh kulit salak menggunakan kain kasa agar ampas kulit salak tidak ikut kulit salak bisa langsung dikonsumsi ataupun diberi tambahan madu atau rempah seperti kayu manis dan cengkeh sebagai penambah rasa. Buah salak Foto Getty Images/iStockphoto/JokoHarismoyo5. Teh dan ekstrak kulit salak instanSelain bisa membuat teh kulit salak langsung, kamu juga bisa memilih teh dan ekstrak kulit salak yang praktis. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya membuat teh kulit salak Mhas Agoes, Triambada, Audisty Oktavian, Saraswati, Wildan Noor dan Rahayu yang mengembangkan teh kulit salak dengan merek Litlak Tea. Teh ini ditawarkan dengan berbagai varian rasa original, vanila dan cokelat. Untuk penderita diabetes dianjurkan hanya minum varian teh instan ada juga ekstrak kulit salak yang dibuat oleh Hilda Nur Azizah. Hilda menuturkan, ekstrak kulit salak ini sudah terbukti menurunkan atau menormalkan gula jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung ITB ini sudah mencoba pada tikus percobaan yang telah diberikan makanan dengan kadar gula tinggi."Gulanya dari level 210 pada pada tikus setelah kita beri makanan manis dosis tinggi, langsung turun normal di bawah 100 setelah makan ekstrak kulit salak. Pada manusia juga sama," jelas Hilda. Simak Video "Perpaduan Seafood dengan Jus Salak, Emang Nyambung?" [GambasVideo 20detik] dvs/odi
pembuatanselai dari kulit semangka dapat dilihat sebagai berikut: Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN: 2622-0520 Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018! 312! 3.81 3.63 3.77 3.93 y%=1,269x% 0.00 1.00 2.00
Desa Wedi di Kecamatan Kapas, Bojonegoro punya beragam inovasi penganan dan minuman dari buah salak. Salah satu inovasi terbarunya adalah teh kulit salak. Seperti apa olahan teh kulit salak dari Desa Wedi Bojonegoro? Salak merupakan buah yang sering ditemui di daerah tropis, seperti Indonesia. Buah bernama Latin Salacca Zalacca ini memiliki kulit yang tajam dengan daging buah yang segar. Di Bojonegoro, ada sebuah desa yang cukup identik dengan buah salak. Yakni Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Selain penghasil salak, warga Desa Wedi juga dikenal sebagai penghasil olahan penganan dari dari salak. Beragam olahan salak berhasil dibuat oleh warga Wedi yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis Restu Mujtaba. Salah satu olahan terbaru dari Pokdarwis Restu Mujtaba adalah teh kulit salak. Ide awal dari pembuatan teh kulit salak ini datang dari Muhammad Subhkan, selaku penggerak Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis Restu Mujtaba di Desa Wedi. Ia ingin memanfaatkan limbah yang tak terpakai dari buah salak. Di Pokdarwis Restu Mujtaba yang dipimpin oleh Subhkan, buah salak memang diolah menjadi beragam jenis penganan. Mulai dari kurma, brownies, hingga molen. Bagian lain juga bisa diolah seperti biji yang mampu disulap jadi kopi. Subhkan kemudian ingin memanfaatkan limbah kulit salak yang tak terpakai. Lewat eksperimen bersama dengan mahasiswa pertanian dari Malang dan Surabaya, teh kulit salak pun berhasil dibuat. “Limbah yang belum terpakai selama ini adalah kulit. Jadi kami coba kembangkan untuk jadi teh kulit salak. Kebetulan ada penelitian dari mahasiswa dari Surabaya dan Malang juga,” ungkap Subhkan. Proses pembuatan teh kulit salak ini pun tak begitu rumit. Kulit salak yang sudah dibersihkan dicuci hingga bersih. Kemudian dijemur sampai benar-benar kering. Setelah kering, kulit salak dihaluskan dengan bantuan blender bersama dengan tambahan kayu manis. Usai halus, bubuk kulit salak kemudian dimasukkan ke dalam kantong teh. Dengan tambahan air panas, teh kulit salak pun siap disajikan. Menurut Subhkan, teh kulit salak ini sudah melalui proses uji lab. Proses pembuatannya juga diawasi oleh tim Program Kemitraan Wilayah dari Universitas Surabaya serta mahasiswi dari Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Malang STTP. “Kandungan dari teh ini sudah diuji lab. Kita juga dibantu oleh teman-teman dari Ubaya dan STTP,” ujar Subhkan. Teh ini memiliki aroma salak yang cukup kuat. Cita rasanya pun cenderung sepet. Sehingga, jangan lupa untuk menambahkan gula untuk mengurangi kadar rasa sepetnya. Teh kulit salak ini sudah mulai dijual melalui brand Bunda Arum. Satu boks teh bersisi 10 kantong teh kulit salak dihargai Rp 7 ribu. Harga yang cukup terjangkau tentunya. Gimana Nabs? Tertarik untuk mencoba teh kulit salak dari Pokdarwis Restu Mujtaba. Kalau penasaran, langsung saja datang ke Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Bojonegoro untuk membeli sekaligus mencicipinya.
REPUBLIKACO.ID, YOGYAKARTA -- Lima mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berhasil mengalahkan 170 tim peneliti dari 11 negara di dunia di ajang The 3rd International Young Inventaris Awards di Surabaya, Jawa Timur pekan lalu. Mereka berhasil meraih meraih emas atas penelitian mereka berupa teh dari kulit salak untuk
sNIlSb.